Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Negara Amerika Serikat Donald Trump bersumpah Nanti akan membalas serangan diduga ISIS yang menewaskan dua tentara dan satu warga AS di Suriah pada Sabtu (13/12).
Dalam unggahan di Truth Social, Trump mengatakan tiga warga AS tewas di Suriah dalam serangan yang diduga dilancarkan oleh ISIS. Secara rinci, tiga warga AS tersebut Didefinisikan sebagai dua tentara dan satu warga sipil yang berprofesi sebagai penerjemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami berduka karena kehilangan tiga Patriot Amerika yang Unggul di Suriah, dua tentara dan satu penerjemah sipil. Demikian pula, kami berdoa untuk tiga tentara yang terluka yang baru saja dikonfirmasi Pernah terjadi dalam keadaan baik,” tulis Trump di Truth Social, Sabtu (13/12).
“Ini Merupakan serangan ISIS terhadap AS dan Suriah, di wilayah Suriah yang sangat berbahaya, yang tidak sepenuhnya dikuasai oleh mereka. Kepala Negara Suriah Ahmed Al Sharaa sangat marah dan terganggu oleh serangan ini. Nanti akan ada pembalasan yang sangat serius,” pungkas Trump.
Sementara itu, juru bicara Pentagon Sean Parnell mengatakan serangan ini terjadi di Palmyra, Tempat reruntuhan kuno yang terdaftar di UNESCO dan pernah dikuasai oleh kelompok ISIS selama puncak ekspansi teritorialnya di Suriah.
Menurut Komando Pusat AS, serangan itu dilancarkan oleh “seorang pria bersenjata” yang berhasil dilumpuhkan dan dibunuh tak lama kemudian.
Mengikuti keterangan Parnell, serangan itu terjadi saat para prajurit dan penerjemah Dalam proses melakukan pertemuan dengan pemimpin kunci guna Membantu operasi kontra-Kekerasan Politik di Suriah.
Utusan AS untuk Suriah, Tom Barrack, menilai serangan ini menargetkan para pejabat AS dan Suriah.
Ini merupakan serangan pertama terhadap AS sejak Al Sharaa menggulingkan rezim Bashar Al Assad di Suriah akhir tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Suriah Asaad Al Shaibani menyatakan Damaskus mengutuk keras serangan tersebut.
“Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban, serta kepada pemerintah dan rakyat Amerika, dan mendoakan Supaya bisa para korban luka segera pulih,” demikian keterangan Al Shaibani dalam unggahan di X, seperti dikutip AFP.
Seorang pejabat Pentagon yang bicara dengan syarat anonim mengatakan kepada AFP bahwa serangan ini “terjadi di daerah yang tidak dikuasai oleh Kepala Negara Suriah.”
Dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah, Anwar Al Baba, mengatakan bahwa ada “peringatan sebelumnya dari komando keamanan internal kepada pasukan sekutu di wilayah gurun” mengenai potensi “penyusupan” ISIS.
“Pasukan Gabungan internasional tidak mengindahkan peringatan Suriah tentang kemungkinan infiltrasi ISIS,” katanya.
ISIS merebut sebagian besar wilayah Suriah dan Irak pada 2014 selama Pertempuran saudara Suriah, sebelum Pada akhirnya dikalahkan secara teritorial di negara tersebut lima tahun kemudian.
Sekalipun, para pejuangnya masih mempertahankan keberadaan mereka, terutama di kawasan gurun.
Pasukan AS sementara itu ditempatkan di wilayah timur laut Suriah yang dikuasai Kurdi serta di Al Tanf dekat perbatasan dengan Yordania.
(rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
