Jakarta, CNN Indonesia —
Satu unit rumah di Labuah Sampik, Jorong Ngungun, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumbar tertimbun tanah longsor, Selasa (30/12).
Longsor itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB yang mengakibatkan tiga penghuni rumah mengalami patah tulang dan luka-luka.
Koordinator Lapangan Basarnas Padang Atta Priyono di Lubuk Basung, Selasa, mengatakan ketiga korban atas nama Yusmaniar (68), Nayla (16) dan Indah (14).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Nayla mengalami patah tulang pada kaki, sehingga dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Basung dan dua korban lainnya mengalami luka-luka sehingga dibawa ke Klinik Dewi Padang Tarok, Nagari Salareh Aia Utara, Kecamatan Palembayan,” katanya mengutip Antara.
Ia mengatakan, ketiga korban tertimbun material tanah longsor yang menimbun rumah korban. Saat kejadian, tambahnya korban berada di dalam rumah dan tanah longsor menimbun rumah korban.
Ia menyebutkan pihaknya mengalami Kendala dalam mengevakuasi korban, karena material tanah longsor masih turun, sehingga tim yang mengevakuasi yang berasal dari Basarnas, TNI, Polri dan masyarakat kesulitan evakuasi korban.
“Curah hujan cukup tinggi melanda daerah itu saat evakuasi korban tertimbun material tanah longsor,, sehingga material tanah longsor masih turun” katanya.
Terlebih lagi, Bahkan mengakibatkan material tanah longsor menimbun badan jalan beberapa titik tidak jauh dari Tempat rumah tersebut.
Sementara Kabag Operasional Polres Agam Kompol Bezaliel Mendrofa menambahkan badan jalan tertimbun material tanah longsor dan ada yang amblas sehingga arus lalu lintas jalan provinsi dari Padang Koto Gadang Ke arah Bukittinggi terputus.
“Kendaraan tidak bisa melewati daerah itu, karena ada dua titik tanah longsor,” katanya.
2.823 warga mengungsi
Pemerintah Kabupaten Agam, Sumbar mencatat sebanyak 2.823 warga masih mengungsi satu bulan pascabencana hidrometeorologi melanda daerah itu pada akhir November 2025.
“Ke 2.823 orang ini mengungsi di tempat yang disediakan, sekolah, tempat ibadah, kantor nagari atau desa, rumah keluarga dan lainnya,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Agam Roza Syafdefianti mengutip Antara, Senin (29/12).
Ia mengatakan ke 2 823 orang itu tersebar di Kecamatan Palembayan 728 orang, Palupuh 198 orang, Tanjung Raya 1.399 orang, Ampek Koto 12 orang, Matur 156 orang dan Malalak 330 orang. Mereka mengungsi setelah rumahnya mengalami rusak dampak bencana Bencana Banjir Besar, tanah longsor dan Bencana Banjir melanda daerah itu.
Berikutnya Tempat tempat tinggal mereka berada di zona merah, sepanjang aliran sungai dan lainnya.
“Mereka mengungsi setelah bencana merusak rumah mereka pada 26-27 November 2025,” katanya.
Ia menambahkan Pada Pada saat ini hunian sementara korban Tengah proses pembangunan di Tempat yang disediakan. Pembangunan ditargetkan selesai dalam waktu dekat, sehingga mereka bisa menempati hunian sementara itu.
“Pembangunan hunian sementara Tengah berlangsung melibatkan TNI di lapangan SDN 05 Kayu Pasak, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan,” katanya.
Bencana melanda daerah itu pada akhir November 2025 mengakibatkan 163 korban meninggal dunia, korban hilang 38 orang, masih dirawat dua orang, kerugian Rp4,20 triliun berasal dari nilai kerusakan Rp2,36 triliun dan kerugian Rp2,71 miliar.
Untuk pencarian korban hilang resmi dihentikan Merujuk pada surat dan persetujuan dari para ahli waris, Senin (22/12).
Tanggap darurat diperpanjang dari 23 Desember 2025 Sampai sekarang 5 Januari 2026 untuk mematangkan persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
(tim/dal)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
