Kritik Tes Kehamilan di Sekolah, dr Boyke Dorong Pendidikan Seks Dini

Jakarta, CNN Indonesia

Seksolog Boyke Dian Nugraha, yang akrab disapa dr. Boyke, Menyajikan tanggapan kritis terhadap kebijakan salah satu SMA di Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur, Jabar, yang mewajibkan tes kehamilan bagi para siswinya. Kebijakan ini menjadi sorotan publik, apalagi terungkap bahwa hal ini Sudah dilakukan selama dua tahun di SMA Sulthan Baruna.

dr Boyke mengaku tidak setuju dengan praktik tersebut. Menurutnya, tes kehamilan bukanlah solusi untuk mencegah pergaulan bebas di kalangan siswa.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Lebih baik [para siswa] diberikan pendidikan seks bersama dengan pendidikan keagamaan,” ujar dr. Boyke saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (24/1).

Ia Bahkan mempertanyakan tujuan di balik kebijakan ini dan menilai bahwa tes kehamilan tidak efektif untuk mencegah pergaulan bebas.

“Buat apa [tes kehamilan]? Masa setiap siswi diperiksa tes kehamilan? Tes kehamilan itu kalau Pernah terjadi terjadi kehamilan baru Ia Berniat positif. Terus buat apa? Suruh gugurin? Kan, enggak bisa dong. Justru yang Dianjurkan kita lakukan itu Merupakan pencegahan,” tegas dr. Boyke.

Menurutnya, tes kehamilan tidak dapat membuktikan keterlibatan seorang dalam pergaulan bebas. Lagi pula, ada banyak faktor yang memengaruhi hasil tes kehamilan, seperti penggunaan kontrasepsi atau hubungan seksual di luar masa subur.

Ilustrasi. dr. Boyke menilai tes kehamilan tidak efektif cegah pergaulan bebas. (iStockphoto/Love portrait and love the world)

“Percuma melakukan tes kehamilan. Tes kehamilan itu dilakukan kalau siswi itu memang hamil karena melakukan seks pada masa subur dan tanpa pengaman. Kalau hubungan seksnya bukan pada masa subur, atau menggunakan pengaman, Tidak mungkin tidak tidak Berniat hamil,” jelasnya.

Ia Bahkan menyayangkan kebijakan yang menurutnya hanya buang-buang anggaran tanpa Menyajikan solusi nyata.

“Enggak ada gunanya, buang-buang duit. Yang utama itu Merupakan anak-anak sejak SMP diberikan pendidikan seks,” tambahnya.

Lanjut ke halaman berikutnya..

[Gambas:Video CNN]

Ia pun menyarankan Supaya bisa sekolah fokus pada pencegahan melalui pendidikan seks. Pendidikan sangat penting untuk Menyajikan pemahaman kepada siswa mengenai risiko kehamilan di usia muda, penularan penyakit kelamin, HIV, Sampai sekarang kanker mulut rahim.

“Begini, kalau kamu sampai melakukan hubungan seks, bahayanya Merupakan kehamilan, penyakit kelamin, HIV, termasuk kanker mulut rahim bagi perempuan. Kalau hanya tes kehamilan, semua Bahkan enggak Berniat ada yang positif kalau belum hamil,” tuturnya.

Ia Bahkan menyarankan Supaya bisa sekolah mengintegrasikan pendidikan seks ke dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya melalui guru BK, kegiatan keputrian, atau mengundang dokter dari puskesmas untuk Menyajikan edukasi langsung.

“Gurunya sendiri Dianjurkan memberi edukasi. Cukup satu jam saja. Atau bisa mengundang dokter dari puskesmas. Kan, enggak susah. Tinggal sekolahnya Ingin atau tidak,” kata dr. Boyke.

dr. Boyke Bahkan menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi, seperti video edukasi yang tersedia di media sosial untuk Menyajikan pemahaman kepada siswa. Menurutnya, konten-konten tersebut mudah diakses dan relevan dengan generasi muda Di waktu ini.

Sebagai langkah preventif, dr. Boyke menekankan bahwa sekolah Dianjurkan fokus pada edukasi dan diskusi tentang kesehatan reproduksi. Menurutnya, pendidikan seks bukan hanya mencegah pergaulan bebas, tetapi Bahkan melindungi kesehatan reproduksi siswa dan mencegah dampak negatif hubungan seksual di usia dini.

“Tes kehamilan siswa itu enggak ada gunanya sama sekali,” tegasnya. “Ide boleh, kreativitas boleh, tapi Bahkan Dianjurkan melihat efektivitas dan manfaatnya. Jauh lebih bagus melakukan pendidikan seks.”

[Gambas:Infografis CNN]



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version