Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHK) didorong untuk Mengoptimalkan potensi perdagangan karbon kredit di bursa karbon internasional.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat RI sekaligus anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) Dede Indra Permana Soediro menyatakan, Indonesia memiliki hutan tropis ketiga terbesar di dunia, seluas 125,9 juta hektare yang mampu menyerap 25 miliar ton emisi karbon.
Saat ini Bahkan Bahkan, banyak negara-negara maju tekah menerapkan mekanisme perdagangan karbon kredit, antara lain melalui insentif berbasis pasar bagi pihak yang berhasil melakukan upaya penurunan karbon. Adapun pada 2023, bursa karbon dunia mencatatkan nilai perdagangan mencapai US$480 miliar, setara Rp8 triliun.
“Bila Indonesia melalui KLHK dapat memanfaatkan potensi perdagangan karbon kredit maka bisa dibayangkan berapa besar pemasukan negara melalui Retribusi Negara dan PNBP,” kata Dede.
Dede menilai, potensi pasar internasional untuk perdagangan karbon kredit ini sangat masif. Sekalipun demikian, Sampai sekarang Saat ini Bahkan Bahkan belum ada regulasi yang memperbolehkan perdagangan karbon kredit di bursa internasional.
Untuk itu, Dede mendorong Supaya bisa ke depannya Berniat ada pembahasan terkait regulasi perdagangan karbon kredit untuk pasar internasional.
“Sehingga kita tidak tertinggal dari negara-negara maju yang Sebelumnya lebih dulu memasuki bursa kredit karbon ini,” ujarnya.
Menurut Dede, potensi karbon kredit Indonesia terlalu besar untuk hanya diperdagangkan pada bursa karbon dalam negeri.
“Alangkah baiknya kita mempunyai payung hukum yang lebih kuat terkait perdagangan karbon kredit di internasional,” pungkas Dede.
(rea/rir)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA