Bisnis  

Harga Minyak Naik Usai AS-China Capai Kerangka Kesepakatan Dagang


Jakarta, CNN Indonesia

Harga minyak mentah dunia menguat pada awal perdagangan Senin (27/10) setelah Amerika Serikat (AS) dan China mencapai kerangka kesepakatan dagang.

Kesepakatan kedua negara adikuasa ini meredakan kekhawatiran bahwa Pertempuran tarif antara dua konsumen minyak terbesar dunia Nanti akan menekan Peningkatan Ekonomi Internasional.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 46 sen atau 0,7 persen menjadi US$66,40 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS Bahkan meningkat 46 sen atau 0,75 persen menjadi US$61,96 per barel.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan ini melanjutkan penguatan minggu sebelumnya yang mencapai 8,9 persen untuk Brent dan 7,7 persen untuk WTI, didorong Hukuman AS dan Uni Eropa terhadap Rusia.



Dalam catatan Haitong Securities, sentimen pasar membaik setelah adanya Hukuman baru terhadap Rusia dan meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China. Kondisi ini menahan kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan yang sempat menekan harga minyak pada awal Oktober.

Kemarin, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pejabat ekonomi tingkat tinggi dari AS dan China Sudah menyusun ‘kerangka kesepakatan yang sangat substansial’ dalam pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurutnya, kerangka tersebut Nanti akan memungkinkan Pemimpin Negara AS Donald Trump dan Pemimpin Negara China Xi Jinping melanjutkan pembahasan kerja sama dagang pekan ini.

Bessent menambahkan, kesepakatan awal itu mencakup pembatalan rencana tarif 100 persen AS terhadap barang-barang China serta penangguhan kebijakan pembatasan Produk Ekspor logam tanah jarang dari Beijing.

Trump Bahkan menyatakan optimisme terhadap tercapainya kesepakatan dengan China.

“Saya pikir kita Nanti akan memiliki kesepakatan dengan China. Kami Nanti akan bertemu dengan mereka di China Sekaligus di AS, baik di Washington atau di Mar-a-Lago,” ujar Trump.

Analis pasar dari IG, Tony Sycamore, menilai kerangka kesepakatan dagang tersebut mampu menahan kekhawatiran pasar terkait upaya Rusia mengimbangi dampak Hukuman baru AS terhadap perusahaan energi Rosneft dan Lukoil.

“Justru, Bila Hukuman terhadap energi Rusia terbukti kurang efektif, tekanan kelebihan pasokan bisa kembali muncul di pasar,” kata analis Haitong Securities, Yang An.

(ldy/pta)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version