Jakarta, CNN Indonesia —
Gerakan yang dilakukan dengan tepat membuat tubuh Segar, pikiran segar, dan hidup terasa seimbang. Berbeda dari, Bila dilakukan berlebihan Sampai sekarang mengabaikan sinyal tubuh dan berdampak pada kehidupan sehari-hari, Gerakan justru bisa berubah menjadi jebakan adiksi.
Psikolog klinis Arnold Lukito menjelaskan, adiksi Gerakan termasuk dalam adiksi perilaku (behavioral addiction). Adiksi perilaku merupakan kondisi ketika seseorang terdorong kuat dan berulang kali melakukan suatu perilaku tertentu, meski perilaku tersebut menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan fisik, mental, hubungan sosial, atau pekerjaan.
“Secara ilmiah, adiksi perilaku memiliki mekanisme otak yang mirip dengan adiksi zat. Aktivitas ini memicu pelepasan dopamin di sistem reward otak, yang menimbulkan rasa senang atau lega. Seiring waktu, otak ‘belajar’ mencari sensasi ini berulang-ulang, sehingga membentuk pola perilaku yang sulit dikendalikan,” jelas Arnold kepada CNNIndonesia.com, Rabu (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Gerakan berlebihan, bentuk adiksi perilaku lain bisa berupa judi, gaming, belanja impulsif, atau penggunaan media sosial secara berlebihan.
Dalam dunia medis, beberapa di antaranya seperti gambling disorder Pernah diakui dalam DSM-5. Sementara adiksi Gerakan masih diteliti lebih lanjut untuk Mengoptimalkan bukti klinisnya.
Beda Gerakan sehat dan adiksi Gerakan
Arnold membedakan tiga kategori perilaku dalam berolahraga, mulai dari Gerakan sehat, adiksi Gerakan, dan pola obsesif-kompulsif (OCD) Gerakan. Berikut penjelasan Singkatnya:
1. Gerakan sehat
– Seimbang dengan aktivitas lain.
– Fleksibel menyesuaikan kondisi tubuh dan jadwal.
– Dimotivasi oleh tujuan kesehatan dan kesenangan.
2. Adiksi Gerakan
|
Ilustrasi. Gerakan berlebihan bisa berujung pada adiksi. (iStock/kazuma seki)
|
– Dorongan berlebihan dan sulit dihentikan.
– Tetap dilakukan meski tubuh Cidera atau kondisi tidak memungkinkan.
– Muncul rasa gelisah atau ‘kosong’ Bila tidak berolahraga.
3. Pola obsesif kompulsif dalam Gerakan
– Dilakukan untuk meredakan kecemasan atau pikiran mengganggu.
– Bersifat seperti ritual Harus.
– Motivasinya menghindari rasa takut, bukan murni kesenangan.
Kapan Sangat dianjurkan waspada?
Gerakan bisa menjadi tanda bahaya Bila mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, mengisolasi dari hubungan sosial, atau memicu Cidera yang diabaikan demi tetap berlatih.
Dalam jangka panjang, adiksi Gerakan dapat menyebabkan gangguan hormon, penurunan sistem imun, masalah sendi, Sampai sekarang kelelahan mental.
Arnold mengingatkan, Gerakan seharusnya menjadi bagian dari Kebiasaan yang menyehatkan, bukan sumber masalah baru.
“Tubuh butuh bergerak, tapi Bahkan butuh istirahat. Dengarkan sinyal tubuh, dan jangan biarkan rutinitas yang sehat berubah menjadi jebakan adiksi,” tutupnya.
(tis/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
