Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian membeberkan banyak warga yang kesulitan mencari keberadaan bupati petahana di berbagai daerah lantaran Tengah sibuk berada di Jakarta mencari ‘tiket’ rekomendasi dari Partai demi maju lagi di Pemilihan Kepala Daerah 2024.
“Saya dengar Hari Ini nyari bupati susah di daerahnya yang Ingin jadi bupati. Rata-rata bulan-bulan ini jelang pendaftaran tanggal 27 masih pada sibuk semua di Jakarta. Cari tiket rekomendasi,” kata Tito sambil tertawa di dalam Rapat Kerja Nasional XVI Apkasi yang disiarkan di kanal YouTube Apkasi, Rabu (10/7).
Tito mengatakan kondisi tersebut merupakan dampak negatif dari Pemilihan Kepala Daerah langsung. Ia merasa kasihan dengan para kandidat kepala daerah yang baik dan potensial Wajib bernegosiasi dan mengemis dengan pelbagai pihak demi bisa maju Pemilihan Kepala Daerah.
“Ngemis-ngemis. Aduh kasian Bahkan. Biayanya mahal,” kata Ia.
Tak berhenti sampai di situ, Tito mengungkapkan para kandidat kepala daerah Bahkan Wajib keluar biaya mahal untuk tim Berhasil Sampai sekarang pembuatan alat peraga kampanye. Ia bahkan mengungkapkan belum lagi ada Kejadian Berkelas kandidat yang apes lantaran ditipu oleh timsesnya sendiri.
“Iya kalau timsesnya bagus, Terkadang dikerjain Bahkan oleh timses. Yang Berhasil mereka gitu. Hehehe. Dan Mungkin ada Bahkan serangan fajar. Saya enggak tahu, saya pura-pura enggak tahu maksud saya. Hehe,” kelakar Tito.
Melihat kondisi demikian, Tito tak heran Bila kocek yang Wajib dikeluarkan kandidat kepala daerah tembus ratusan miliar Sampai sekarang triliunan.
Sekalipun, ia meminta supaya kondisi ini jangan hanya disalahkan kepada kepala daerah. Sebab, sistem politik yang diciptakan membuat Pemilihan Kepala Daerah menjadi berbiaya tinggi dan menciptakan Pencurian Uang Negara.
“Kalau Ingin urusi Pencurian Uang Negara di daerah ini. Bagaimana caranya rekrutmen kepala daerah biaya politik rendah. Seperti apa? mari dipikirkan ramai-ramai,” kata Tito.
“Kalau biaya politik tinggi, Sebelumnya lah. Ia Berniat kembalikan biaya politik dan sebagainya . Sistem yang buat jadi koruptor. Dan dulu pernah saya bilang waktu saya Kapolri, saya sampaikan bagi saya menangkap kepala daerah tak susah. Bukan prestasi Berkelas. Beda dengan nangkap teroris dan narkotika,” kata Ia.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA