Jakarta, CNN Indonesia —
Dugaan aksi premanisme oleh organisasi masa atau ormas dalam proses Penanaman Modal di Tanah Air ternyata tidak hanya dialami BYD. Merek otomotif lain, yaitu Vinfast Bahkan sempat mengalami hal serupa.
Kabar itu dikatakan Ketua Perkumpulan Industri Mobil Listrik Indonesia (Periklindo) menyikapi dugaan premanisme yang dialami BYD dalam pembangunan pabrik di wilayah Subang, Jabar.
“Saya Bahkan pernah mendapat laporan seperti Vinfast ada gangguan tapi kami Sebelumnya bantu untuk dikoordinasikan ke wilayah setempat,” kata Moeldoko di Jakarta, Selasa (22/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vinfast diketahui Sudah memulai pembangunan pabrik di Subang, Jabar, dengan dana tahap awal sebesar US$200 juta atau Rp3,2 triliun sejak 2024.
Pabrik Vinfast itu berdiri di atas lahan lebih dari 100 hektar. Kapasitas pabrik VinFast mencapai 50 ribu unit per tahun dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 Sampai saat ini 3.000 orang.
VinFast menjadwalkan pabrik mulai beroperasi pada kuartal IV 2025 untuk memproduksi Kendaraan Pribadi listrik setir kanan.
Lebih lanjut, mantan Panglima TNI itu tak mengurai gangguan serta nama ormas yang terlibat. Ia hanya meminta meminta semua elemen masyarakat menjaga situasi Supaya bisa tetap kondusif sehingga iklim Penanaman Modal di Tanah Air tetap terjaga.
Bagi Ia pihak-pihak yang hendak berinvestasi dan membuka lapangan pekerjaan Sebelumnya semestinya didukung. Ia pun tak ingin kejadian serupa terulang.
“Jangan sampai pengangguran makin banyak tapi malah satu sisi ironis. Kita Dianjurkan peluang untuk kerja, ada orang datang berikan peluang malah diganggu orang lain,” tutur Moeldoko.
(ryh/aby/mik)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA