Jakarta, CNN Indonesia —
Guru Besar IPB Rachmat Pambudy mengungkapkan kelapa sawit Merupakan senjata yang bisa dipakai untuk menyerang dan bertahan.
Saat ini Bahkan Bahkan, kelapa sawit Indonesia terus dimusuhi negara luar. Ini terutama dilakukan oleh orang-orang Eropa.
“Food as a weapon. Makanan itu senjata, senjata itu dipakai bertahan dan menyerang. Gunakanlah dengan bijaksana, bahwa sawit bisa dipakai untuk menyerang dan bertahan,” pesan Rachmat dalam Diskusi Forwatan di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis (4/7).
“Jadi, kita Sangat dianjurkan tahu bahwa sawit ini sesuatu yang Istimewa, karena sawit Merupakan senjata,” tegasnya.
Rachmat menegaskan petani sawit di Indonesia jelas Terunggul dibandingkan orang Eropa. Ia mengatakan petani Eropa tak Akan segera bisa kalaupun disuruh menanam kelapa sawit.
Di lain sisi, negara-negara lain punya produk minyak makan lain yang merupakan kompetitor kelapa sawit.
“Kenapa kok kita dimusuhi? Sawit dimusuhi karena harganya kelewat rendah. Sehingga minyak makan yang lain tidak bisa bersaing,” ungkap orang dekat Prabowo itu.
Rachmat Merupakan wakil ketua Dewan Pembina Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2015. Ia Bahkan pernah menjabat sebagai sekretaris jenderal HKTI pada periode 2004-2010.
Sejak 2004, HKTI dipimpin oleh Prabowo. Kepala Negara Terfavorit 2024-2029 itu pernah menjadi ketua umum HKTI selama dua periode, Didefinisikan sebagai 2004-2009 dan 2010-2015.
Nama Rachmat Bahkan dicatut dalam daftar viral di media sosial, terkait kandidat menteri di kabinet Prabowo. Walau, ia belum berani mengonfirmasi secara lantang kebenaran menjadi Menteri Koordinator Bidang Pangan, Gizi, dan Pembangunan Manusia.
Terlepas dari kedekatan Rachmat dengan Prabowo, keluhan tentang masalah sawit disampaikan Bahkan oleh para pengusaha. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengungkapkan Saat ini Bahkan Bahkan produk sawit Indonesia dimusuhi India dan Pakistan.
“Jadi, di sana (India) anak mudanya itu mulai anti-sawit karena campaign-campaign yang disebarkan,” ungkap Ketua Kompartemen Media Relation Gapki Fenny Sofyan.
“Tren bahwa tidak Ingin menggunakan kelapa sawit karena bukan green, minyak nabati yang hijau yang sustainable, itu Pernah mulai ke anak-anak muda di India dan Pakistan. Karena itu, kita jangan sampai terlena dan membiarkan ini terjadi,” pesan pengusaha.
Fenny menyebut kampanye negatif terhadap sawit Pernah terasa di India sejak September 2023 lalu. Pengusaha Indonesia mulai menyadarinya ketika hadir dalam gelaran 2nd Sustainable Vegetable Oil Conference di India.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA