Jakarta, CNN Indonesia —
Konflik hukum antara Universitas Harvard dan pemerintahan Kepala Negara Amerika Serikat Donald Trump berdampak pada Sebanyaknya mahasiswa internasional.
Di antaranya Merupakan dua nama besar Dikenal sebagai Cleo Carney putri Perdana Menteri Kanada Mark Carney, dan Putri Mahkota Belgia, Elisabeth.
Cleo merupakan mahasiswa tahun pertama di program sarjana efisiensi sumber daya. Sedangkan Putri Elisabeth Pada Di waktu ini sedang menjalani program magister dua tahun di Harvard Kennedy School dan baru saja menyelesaikan tahun pertamanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Di waktu ini, ia berada di Belgia sambil menunggu kepastian mengenai izin kembalinya ke AS.
“Kami Pada Di waktu ini sedang menelaah situasi ini untuk melihat dampak keputusan tersebut terhadap sang putri. Masih terlalu dini untuk menyimpulkan,” kata Kepala Komunikasi Istana Kerajaan Belgia, Xavier Baert, mengutip NDTV World.
Perseteruan ini berawal dari keputusan pemerintahan Trump untuk mencabut kelayakan Harvard dalam menerima mahasiswa internasional.
Harvard menanggapi dengan menggugat pemerintah AS, menyebut langkah tersebut sebagai pelanggaran terhadap Amandemen Pertama Konstitusi AS dan berdampak langsung serta menghancurkan bagi lebih dari 7.000 mahasiswa pemegang visa.
Dalam gugatannya, Harvard menyatakan bahwa kebijakan itu dapat memaksa mahasiswa internasional yang Sebelumnya terdaftar untuk pindah ke universitas lain di AS demi mempertahankan visa pelajar mereka. Lebih jauh lagi, universitas tersebut bisa kehilangan hak untuk menerima mahasiswa asing selama dua tahun.
Gugatan itu membuahkan hasil sementara. Seorang hakim AS memutuskan untuk memblokir kebijakan tersebut dan mengeluarkan perintah penahanan sementara (temporary restraining order) terhadap pemerintah. Meskipun demikian demikian, masa depan kebijakan ini masih belum sepenuhnya jelas.
Kebijakan tersebut muncul setelah Menteri Keamanan Dalam Negeri saat itu, Kristi Noem, mengajukan permintaan kepada Harvard pada 16 April lalu. Ia meminta data mahasiswa yang diduga terlibat dalam aksi Ketidaksetujuan, yang dapat berujung pada deportasi mereka.
Langkah ini menuai kecaman luas, termasuk dari kalangan akademisi dan pemerhati HAM. Sementara itu, Harvard menyatakan komitmennya untuk Membantu komunitas mahasiswanya.
“Dengan satu keputusan pena, pemerintah berusaha menghapus seperempat populasi mahasiswa Harvard – para mahasiswa internasional yang secara signifikan berkontribusi terhadap universitas dan misinya,” tulis pihak universitas dalam pernyataan resmi.
(tst/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA