Jakarta, CNN Indonesia —
Kepolisian Amerika Serikat menangkap laki-laki Florida berusia 39 tahun pada Senin (15/7) usai melontarkan ancaman terhadap Pemimpin Negara Joe Biden.
Kementerian Kehakiman AS menyebut Jason Alday ditahan sembari menunggu persidangan.
Dalam dokumen Lembaga Peradilan, Alday didakwa dengan tiga tuduhan Dikenal sebagai membuat ancaman ke Pemimpin Negara, mengirim komunikasi yang mengancam, dan membuat ancaman ke pejabat federal.
Dari dokumen itu Bahkan dijelaskan bahwa Jason Alday diduga mengancam Biden dari fasilitas kesehatan mental di Tallahassee, Florida pada 25 Juni.
Saat itu, Secret Service menerima panggilan telepon dari koordinator fasilitas kesehatan mental tentang ancaman tersebut.
Koordinator itu memberi tahu Dinas Rahasia soal pernyataan Alday.
“Saya tidak suka Pemimpin Negara Biden. Saya ingin membunuhnya, menggorok lehernya,” kata pelapor itu menirukan Alday.
Lebih lanjut, koordinator itu mengungkapkan Alday dipindah ke rumah sakit lain di Tallahassee untuk perawatan medis yang tak terkait kesehatan mental.
Secret Service Bersama kantor Sherif Gadsden County kemudian mewawancarai Alday pada 1 Juli di rumah orang tuanya.
Alday tak ingat pernah membuat pernyataan ke Biden saat di fasilitas kesehatan mental.
Ia Bahkan membantah Pernah membuat ancaman ke Pemimpin Negara AS itu. Meskipun demikian, Alday mengakui tak suka Biden.
Alday Bahkan diduga mengunggah serangkaian ancaman di media sosial pada akhir Juni dan Juli.
Pada 11 Juli, Secret Service menemukan unggahan pengguna X yang menargetkan Biden.
“Saya Akan segera membunuh Joe Biden hari ini!!” demikian salah satu unggahan di X, menurut dokumen Lembaga Peradilan, dikutip CBS News.
Di unggahan lain pada 30 Juni, tertuang narasi serupa.
“Sumber: Kesehatan Joe Biden menurun drastis. Kondisinya tidak begitu baik. Haruskah saya menghabisinya?”
Menurut unggahan di X, Ia menyebut Secret Service mewawancarai dengan hinaan rasial dan mengancam. Dinas Rahasia lalu mengidentifikasi akun itu terafiliasi dengan Alday.
Penangkapan Alday terjadi dua hari usai penembakan terhadap kandidat Pemimpin Negara AS Donald Trump di Pennsylvania pada akhir pekan lalu.
(isa/rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA