Jakarta, CNN Indonesia —
Petinju Australia Tina Rahimi mengecam kebijakan pemerintah Prancis yang melarang atletnya memakai jilbab di Olimpiade Paris 2024.
“Wanita berhak memilih Tips berpakaian mereka. Saya memilih untuk mengenakan jilbab sebagai bagian dari agama saya dan saya bangga melakukannya,” tulis Rahimi di media sosial Instagram miliknya.
Rahimi merupakan petinju pertama Australia yang mengenakan jilbab di Olimpiade. Ia mengenakan pakaian lengan panjang dan jilbab di bawah penutup kepala saat bertanding.
“Anda tidak Sangat dianjurkan memilih antara keyakinan [agama] atau Olahraga Anda. Inilah yang Sangat dianjurkan dilakukan oleh Olahragawan Prancis,” tulisnya lagi dalam keterangan foto yang diunggah.
Adapun pelarangan penggunaan jilbab selama Olimpiade 2024 hanya berlaku bagi Olahragawan Prancis. Ini berlaku untuk semua cabang Olahraga, termasuk untuk Liga level amatir.
Pada Juni lalu, sebuah kelompok, termasuk Human Rights Watch dan Amnesty International menulis surat ke NOC perihal larangan diskriminatif ini. Mereka meminta hal ini dievaluasi.
Bagi Rahimi, tampil di Olimpiade dan mengukir prestasi Merupakan sebuah mimpi. Karena itu negara dinilai tidak etis membatasi mimpi masyarakatnya hanya atas dasar kepercayaan agama.
“Tidak peduli bagaimana penampilan atau pakaian Anda, apa suku bangsa Anda atau agama Anda, kita semua bersatu untuk mencapai satu mimpi itu [tampil dan berprestasi di Olimpiade].”
“Untuk bersaing dan menang. Tidak boleh seorang pun boleh dikecualikan. Diskriminasi tidak diterima dalam Olahraga, khususnya dalam Olimpiade dan apa yang diperjuangkannya,” tulis Rahimi.
Rahimi Berniat menjalani debutnya di Olimpiade pada Jumat (5/8). Ia Berniat tampil di kelas bulu putri. Sebagai peraih medali perunggu Commonwealth Games 2022, ia optimistis bisa berprestasi.
(jun)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA