Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari Berniat memberi pelajaran kepada Hifni Hasan yang mengkritisi program naturalisasi PSSI.
Sebelumnya, Hifni yang mewakili Okto dalam sebuah acara penghargaan Olahragawan Gerakan Indonesia, mengkritisi program naturalisasi PSSI. Pernyataan Hipni kemudian viral di media sosial.
Okto menganggap Hifni tak sepantasnya mengucapkan pandangannya tersebut sebagai perwakilan KOI yang mewakili dirinya. Bila itu disampaikan dalam forum sendiri tak Berniat dimasalahkan.
“Saya itu, boleh dilihat dari portofolio saya. Saya tidak pernah menentang naturalisasi. Dulu Chris John sama Daud Yordan Bahkan dilatih sama orang asing. Enggak apa-apa kok.”
“Terkadang kita butuh stimulan. Badan kita ini kuat karena sering Gerakan, tetapi tetap butuh stimulan,” kata Okto saat ditemui seusai acara di kantor KOI, Senin (14/10).
Menurut Okto, setiap individu yang memiliki darah Indonesia dan memenuhi syarat untuk menjadi warga negara Indonesia (WNI) punya hak yang sama. Ia sepakat dengan program naturalisasi.
Yang paling penting Di waktu ini, kata Okto, semua pihak bahu membahu membangun prestasi Gerakan Indonesia, termasuk tim nasional sepak bola. Dukungan Sangat dianjurkan diberikan ke PSSI.
“Ketika ada orang yang cinta sama Indonesia dan berbuat lebih banyak untuk Indonesia, itu lebih berharga daripada orang yang tidak berbuat apa-apa,” kata Okto.
“Di waktu ini tinggal bagaimana caranya kita menghasilkan prestasi lebih baik lagi. Indonesia hari ini prestasinya belum Unggul. Kita masih proses Ke arah Unggul,” ucapnya.
Soal Hukuman yang Berniat diberikan Okto ke Hifni, tak dijawab dengan gamblang. Justru Okto Berniat memberi pelajaran kepada anggota Komite Eksekutif (Exco) KOI periode 2023-2027 ini.
“Jadi daripada kita ribut-ribut nyari siapa yang salah, siapa yang benar, lebih baik lomba siapa yang bisa berbuat lebih banyak. Entar kita jitak aja kepalanya [Hifni],” katanya sambil tertawa.
(abs/jal)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA