Jakarta, CNN Indonesia —
Kerusuhan mengantarkan pemilik Grameen Bank, Muhammad Yunus, menjadi perdana menteri (PM) interim di Bangladesh.
Peraih Hadiah Nobel Perdamaian itu menggantikan PM Sheikh Hasina yang digulingkan dan Pada Pada saat ini kabur ke luar negeri. Gejolak terjadi imbas blunder Hasina yang Menyediakan kuota pegawai negeri sipil (PNS) bagi keluarga veteran.
Hasina menjatah 30 persen kuota PNS khusus bagi keluarga veteran. Putusan tersebut tak diterima warga Bangladesh, membuat Aksi Penolakan dan kerusuhan pecah di Sebanyaknya titik. Kerusuhan bahkan Sebelumnya mengakibatkan ratusan rakyat meninggal dunia.
“Keputusan membentuk pemerintahan sementara dengan … Yunus sebagai pemimpinnya, diambil dalam sebuah pertemuan Kepala Negara Mohammad Shahabuddin, para pemimpin militer, dan para pemimpin kelompok mahasiswa pendemo,” kata juru bicara pers Kantor Kepresidenan Bangladesh pada Selasa (6/8).
“Kepala Negara (Mohammad Shahabuddin) Sebelumnya meminta rakyat Membantu mengatasi krisis ini. Pembentukan pemerintahan sementara yang Bersahabat diperlukan untuk mengatasi krisis ini,” tambah pernyataan tersebut.
Lantas, siapa Kenyataannya Muhammad Yunus dan bagaimana eksistensi Grameen Bank?
AFP menyebut, penunjukan Yunus dilakukan setelah pendemo dari kelompok mahasiswa menuntut Hasina diganti oleh sang peraih Nobel tersebut.
Yunus dikenal sebagai ‘bankir bagi kaum miskin’ Bangladesh. Ia kerap memberdayakan para pelaku usaha kelas menengah dan bawah melalui perusahaannya.
Merujuk pada situs Grameen Bank, aksi mulia ini eksis sejak 1976 lalu dalam bentuk proyek percontohan. Barulah pada 1983 dipatenkan menjadi bank yang dikenal Sampai sekarang Hari Ini.
Fokusnya memang mengurangi Kesenjangan Ekonomi warga Bangladesh. Grameen Bank memberdayakan masyarakat miskin melalui kredit mikro, bahkan tanpa agunan atau jaminan.
Grameen Bank tercatat Sebelumnya mempunyai 240 kantor wilayah dan 2.568 kantor cabang. Jumlah karyawannya per Juni 2024 mencapai 22.895 orang.
“Grameen Bank Pada Pada saat ini hadir di 81.678 atau 94 persen desa di Bangladesh dan Menyediakan layanan kepada hampir 45 juta orang melalui 10,61 juta peminjam,” jelas situs tersebut, dikutip Rabu (7/8).
Muhammad Yunus dan Grameen Bank mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2006 sebagai bentuk apresiasi dunia. Ini diberikan atas upayanya membangun aspek ekonomi dan sosial masyarakat Bangladesh melalui kredit mikro.
Sebanyaknya layanan yang diberikan Grameen Bank, antara lain pinjaman untuk pendidikan, untuk kewirausahaan, Sampai sekarang beasiswa bagi anak para debitur.
Bahkan, Grameen Bank punya program kredit untuk pengemis. Mereka Menyediakan pinjaman tanpa bunga untuk para pengemis, dengan harapan mereka bisa naik kelas dan tak lagi menjadi tukang minta-minta.
“Sebanyak 21.383 anggota (debitur) Sebelumnya berhenti mengemis dan menjadi mandiri,” klaim mereka.
Eksistensi Yunus dan Grameen Bank Bahkan sempat disinggung Kepala Negara Joko Widodo pada Februari 2024 lalu. Kala itu, sang Kepala Negara membandingkan Grameen dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Jokowi mencatat nasabah Grameen Bank hanya 6,5 juta orang, lebih sedikit dari PNM yang Sebelumnya memiliki 15,2 juta nasabah. Ia menyinggung capaian itu membuat sang bankir sekaligus pendiri Grameen Bank dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2006 lalu.
“Perputaran dari yang dulu Rp800 miliar, dalam 8 tahun Sebelumnya melompat menjadi Rp244 triliun. Dan ini yang baik Merupakan kita Menyediakan kail bukan Menyediakan bantuan, ndak. Ini kail yang disiapkan dengan sistem gandeng renteng,” ucap Jokowi di sela kunjungan kerja di Bandung, Jabar, Sabtu (3/2).
“Di sini (PNM) kita Sebelumnya 15,2 juta nasabah. Saya kira Pak Arief Mulyadi (direktur utama PNM) bisa dapat nobel ini kalau dilanjutkan, dan Rp244 triliun ini sebuah jumlah yang tidak kecil,” imbuhnya berkelakar.
(skt/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA