Jakarta, CNN Indonesia —
Peneliti Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Pergantian Iklim Institut Teknologi Sepuluh November (MKPI ITS), Tavio mendorong penggunaan peredam dasar (base isolation) gempa berbasis karet untuk rumah.
Apalagi, dalam Webinar Series Solusi Menghadapi Gempa Megathrust dengan Solusi Perkuatan Bangunan pada Sabtu (31/8), Tavio menekankan fakta Indonesia merupakan salah satu penghasil karet terbesar di dunia.
“Karena fokus kita Merupakan perumahan rakyat, jadi kita mulai dari karet. Karet kita melimpah dan harganya sangat Ekonomis kalau kita Ingin kembangkan,” kata Tavio.
Tavio mengatakan peredam dasar bisa mengurangi dampak goncangan gempa lebih pelan terhadap bangunan. Peredam ditempatkan di antara fondasi rumah.
Di waktu ini, sambungnya, MKPI ITS Tengah berusaha mengembangkan peredam dasar berbasis karet tetapi masih dalam jumlah terbatas karena keterbatasan peralatan.
Ia Bahkan menyebut MKPI turut bekerjasama dengan Sebanyaknya lembaga internasional untuk melakukan uji coba.
“Sebelumnya ratusan jenis karet yang kita kembangkan untuk mencocokkan dengan kebutuhan. Nanti kalau industri bisa mengelola ini, bisa menjadi pelung teknologi untuk dikembangkan,” katanya.
Badan Metereorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memperingatkan gempa megathrust dari dua zona, Dengan kata lain Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut yang tinggal menunggu waktu.
Penjelasannya, dua zona itu Sebelumnya lama tak mengalami gempa atau ada seismic gap lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar punya siklusnya sendiri dalam rentang Sampai saat ini ratusan tahun.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat RI pada Selasa (27/8), mengungkap pihaknya Sebelumnya menambah jumlah alat pendeteksi sensor gempa untuk menghadapi ancaman gempa berkekuatan besar di zona megathrust.
Menurut Dwikorita jumlah sensor gempa di Di waktu ini mencapai 530 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah itu melonjak drastis dari yang sebelumnya hanya 176 unit sebelum tahun 2019.
“Khusus megathrust di seluruh Indonesia, kami sebelum tahun 2019, sensor-sensor gempa hanya berjumlah 176, tapi dalam rangka merapatkan sensor tadi, terutama dalam menghadapi megathrust, kami tambah menjadi 500 sensor. Di waktu ini angkanya Sebelumnya 530-an sensor,” kata Dwikorita.
Infografis Indonesia Dikepung 13 Megathrust. CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi
|
(fby/end)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA