Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap tanda-tanda Kejadian Berkelas La Nina muncul di Indonesia semakin jelas. Masyarakat diminta waspada dampaknya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya Sekarang Sebelumnya mendeteksi ada peluang terjadinya La Nina di Tanah Air.
“Akhir Oktober kita bisa memastikan apakah itu La Nina. Berbeda dari, alangkah baiknya mulai Sekarang kita Sangat dianjurkan bersiap, karena di pertengahan Oktober, Pernah terdeteksi perbedaan suhu muka air laut di Samudra Pasifik bagian ekuator tengah timur itu Sebelumnya lebih dingin dari normalnya,” kata Dwikorita dalam sebuah video yang diunggah di akun BMKG, dikutip Jumat (1/11).
Dwikorita mengatakan hasil analisis dinamika atmosfer Dasarian II Oktober menunjukkan hasil monitoring indeks Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan indeks IOD melewati batas ambang IOD negatif (indeks -1,11), Berbeda dari baru berlangsung satu dasarian, sehingga statusnya tetap IOD netral.
Anomali suhu permukaan laut (SST) di Nino 3.4 Bahkan menunjukkan kondisi yang melewati batas ambang La Nina dengan indeks -0,64.
“Batasan la nina itu perbedaan suhunya itu -0,5, ini Sebelumnya melampaui batas tadi. Sekarang Sebelumnya -0,64, artinya lebih dingin dari normalnya. Berbeda dari karena belum ada 30 hari, sehingga kita masih Dianjurkan memastikan, tunggu sampai akhir oktober itu masih mendingin atau pulih kembali Ke arah normal. Jadi ada kewaspadaan,” ujarnya.
BMKG mengungkap saat Kejadian Berkelas La Nina berlangsung, sebagian wilayah Indonesia Akan segera mengalami peningkatan curah hujan sebanyak 20 Sampai saat ini 40 persen pada periode Juni-Juli-Agustus dan September-Oktober-November.
Sedangkan, pada periode Desember-Januari-Februari dan Maret-April-Mei, sebagian wilayah barat Indonesia mengalami peningkatan curah hujan karena pengaruh angin monsun.
“Berbeda dari demikian, bukan diartikan tidak ada kemarau sama sekali, hanya saja terjadi peningkatan curah hujan dalam periode tersebut sehingga seringkali disebut sebagai kemarau basah,” kata BMKG.
Selama Kejadian Berkelas La Nina, ada Sebanyaknya bencana yang berpotensi terjadi. Secara umum bencana-bencana tersebut berkaitan erat dengan hidrometeorologi.
Dengan peningkatan curah hujan saat La Nina, kemungkinan bencana yang dapat terjadi Merupakan Bencana Banjir, Bencana Banjir Besar, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, bahkan badai tropis.
(tim/dmi)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA