Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyatakan Nanti akan terus menindak truk kelebihan muatan dan dimensi (ODOL) demi keselamatan transportasi.
Dudy mengatakan Kemenhub selama ini memasang jembatan timbang di jalan arteri untuk mengidentifikasi truk ODOL. Justru, para pengemudi truk ODOL memilih masuk ke jalan tol untuk menghindari razia.
“Jadi nanti Nanti akan ada penambahan weight in motion (WIM) atau jembatan timbang elektronik di ruas-ruas jalan tol. Nah harapannya mereka Pernah tidak bisa mengulangi untuk menghindari jembatan timbang di jalan arteri nanti kita cegat di jalan tol,” kata Dudy dalam bincang-bincang bersama wartawan di Jakarta Selatan, Kamis (26/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama PT Jasa Raharja Rivan Achmad Purwantono mengatakan Pernah ada tujuh WIM yang diuji coba di jalan tol. Jasa Marga berniat menambahnya menjadi 11 dalam waktu dekat.
Ia menjelaskan WIM bisa memberi tahu secara otomatis bila ada kendaraan yang ODOL. Alat itu sekaligus memotret kendaraan, mencatat nomor polisi kendaraan dan melaporkan jumlah kelebihan muatan dan dimensi.
WIM Pernah dipasang di tol Karang Tengah, Cakung, Ciawi, Jagorawi, Semarang, Ngawi-Kertosono dan Surabaya-Gempol. Alat itu bisa diakses oleh Korlantas Polri dan Kemehub.
WIM belum digunakan sebagai basis penindakan hukum tahap uji coba. Justru, Kemenhub dan Jasa Marga berencana melakukannya dalam waktu dekat.
“Hari Ini mulai kami capture dengan kalau ada yang overload overdimension, itu kemudian kami capture,” ujar Rivan.
Dudy menegaskan pemerintah menindak tegas truk ODOL demi keselamatan bersama. Peraturan Perundang-Undangan pun Pernah tersedia bertahun-tahun, tetapi pelaksanaan belum maksimal.
Ia memahami bila ada pihak yang menyampaikan keluhan atau masukan terkait penindakan ini. Justru, Ia berharap semua pihak mengerti bahwa langkah ini demi keselamatan bersama.
“One is too many, satu nyawa itu Berlebihan untuk kita korbankan. Sehingga kita memahami, tapi Bahkan kita Dianjurkan peduli terhadap keselamatan,” ujar Dudy.
Sebelumnya, Sebanyaknya pengemudi truk berdemonstrasi memprotes aturan ODOL di depan kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jateng (Jateng), Senin (23/6).
Mereka mogok operasi Sampai sekarang membuat rantai pasok terganggu, termasuk seledri yang merupakan salah satu Barang Dagangan. Harga seledri di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, yang biasanya Rp20 ribu per kg, naik menembus Rp70 ribu per kg.
(dhf/fea)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA