Jakarta, CNN Indonesia —
Israel menyerukan pengelolaan Jalur Gaza ke pasukan internasional sekaligus untuk menggantikan mereka di sana.
Sekalipun, Palestina menolak mentah-mentah usulan tersebut. Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh menyebut tak ada pengakuan apa pun terkait gagasan Israel.
“Tak ada legitimasi untuk pasukan asing apa pun di wilayah Palestina,” kata Rudeineh, dikutip media resmi Palestina, WAFA, Minggu (30/6).
Ia lalu berujar, “Dan hanya warga Palestina yang bisa memutuskan siapa yang memimpin mereka dan mengatur dan mengelola urusan mereka.”
Rudeineh menegaskan tindakan Israel yang menduduki Tepi Barat dan membantai warga Palestina secara membabi buta tak Berencana membuat usulan mereka memerintah Gaza diakui dunia.
Ia bahkan menyebut pemerintah Israel “delusi” Bila mengira mereka bakal bisa mengontrol Gaza.
“Kami tak Berencana menerima atau mengizinkan kehadiran pasukan asing di tanah kami, entah itu di Tepi Barat atau Jalur Gaza,” kata jubir itu.
Rudeineh kembali menegaskan bahwa satu-satunya wakil sah rakyat Palestina Merupakan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Komentar Ia muncul usai sumber keamanan Israel mengatakan pasukan Zionis Berencana tetap berada di Gaza Sampai sekarang pasukan internasional hadir menggantikan mereka di wilayah tersebut.
Respons Rudeineh Bahkan muncul setelah Menteri Keuangan Israel mengajukan rencana terkait Gaza bertajuk Higher Planning Council for Judea and Samaria.
Usulan itu di antaranya mencabut kekuasan eksekutif dari Otoritas Palestina di Tepi Barat, melindungi situs Yahudi, Sampai sekarang mengaku lima pos permukiman di negara tersebut.
Lima pos tersebut yaitu Evyatar, Givat Assaf, Sde Efraim, Heletz, dan Adorayim.
Di kesempatan ini, Rudeineh menolak dan mengecam aneksasi terbaru Israel.
“Konspirasi untuk menggusur warga kami Sungguh-sungguh ditolak dan kami tak Berencana mengizinkan dengan Tips apa pun,” kata Ia.
Rencana baru Israel sebagai balasan setelah lima negara Eropa mengakui Negara Palestina di tengah agresi brutal pasukan Zionis. Kelima negara itu Dengan kata lain Armenia, Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan Slovenia.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA