Jakarta, CNN Indonesia —
Kelompok milisi Houthi di Yaman mengaku bertanggung jawab atas ledakan di ibu kota Israel, Tel Aviv, pada Jumat (19/7) dini hari.
Juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan di media sosial X bahwa serangan tersebut menggunakan drone jenis baru bernama “Jaffa” yang diklaim “mampu melewati sistem pencegat dan tak terdeteksi oleh radar.”
Serangan yang memicu ledakan di Shalom Aleichem dekat gedung Konsulat Amerika Serikat ini menewaskan satu orang dan melukai 10 orang lainnya.
Jerusalem Post melaporkan jasad seorang pria berusia 50-an ditemukan di sebuah apartemen dekat Tempat ledakan dengan bekas pecahan peluru di tubuhnya.
Sepuluh orang sementara itu dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka ringan.
Polisi, pemadam kebakaran, dan tim penyelamat Pernah dikerahkan ke Tempat kejadian dan memastikan bahwa tak ada kebakaran yang dipicu oleh ledakan.
Seorang juru bicara Pasukan Lini belakang Israel (IDF) mengatakan Sesuai aturan penyelidikan awal, ledakan itu diduga kuat “akibat jatuhnya serangan udara yang tak memicu sirene.”
Menurut saluran Al-Arabiya/al-Hadath milik Arab Saudi, AS sebelumnya mencegat rudal balistik dan tiga pesawat nirawak yang diluncurkan Houthi ke Israel pada Jumat malam. Serangan yang keempat diduga berhasil mengenai Tel Aviv.
IDF masih terus menyelidiki ledakan tersebut.
(blq/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA