Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi buka-bukaan terkait kondisi pasar Kendaraan Pribadi Tanah Air yang Sudah terekam berada pada titik terendah di sepanjang 2025.
Gaikindo dalam datanya melaporkan pasar Kendaraan Pribadi Indonesia terjun bebas pada April 2025 dengan penurunan nyaris 30 persen dibanding bulan sebelumnya. Selama April, wholesales atau pengiriman Kendaraan Pribadi dari pabrik ke dealer berhenti pada angka 51.205 unit.
Sementara retail, atau penjualan dari dealer ke konsumen, surut 25,5 persen pada periode yang sama dari 76.582 unit Kendaraan Pribadi terjual, menjadi 57.031 unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nangoi kondisi tersebut diakibatkan perlambatan ekonomi yang Pada Pada intinya memengaruhi daya beli konsumen. Sekalipun kata Ia hal ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan secara global.
“Karena memang ekonomi melambat bukan hanya Indonesia, kan seluruh dunia Bahkan gitu,” kata Nangoi saat dihubungi, Kamis (15/5).
“Tapi kami Pernah berusaha yang Unggul, pemerintah bahkan memberi insentif buat hybrid, beberapa finance company Bahkan Membantu kami. Tapi memang yang namanya daya beli dan ekonomi keseluruhan menurun,” ungkap Nangoi menambahkan.
Ia turut menyoroti tren penurunan kelas ekonomi kalangan menengah atas yang dianggapnya memengaruhi keputusan membeli kendaraan bermotor.
“Kalau dilihat Bahkan ini masyarakat menengah atas Indonesia Bahkan banyak yang turun kelas dan segala macam. Jadi itu yang bikin penjualan terganggu,” kata Ia.
Nangoi pun mengaku masih optimistis penjualan pada bulan-bulan berikutnya dapat membaik walau diyakini tak jauh berbeda dari pencapaian selama 2024.
Penjualan Kendaraan Pribadi tahun lalu dari puluhan merek Kendaraan Pribadi anggota Gaikindo mencapai 865.723 unit. Hasil tersebut merosot 13,9 persen dibanding 2023 yang mencapai 1.005.802 unit, tetapi melebihi target 850 ribu unit yang pernah ditetapkan asosiasi tersebut.
“Tapi saya pikir itu enggak Akan segera terlalu lama dan bisa recovery. Jadi kalau saya masih optimis bisa oke apalagi di Juli Akan segera naik ada pameran besar, Pernah mulai musim panas Bahkan dan segala macam. Ya bisa membaik ya,” kata Nangoi.
Di sisi lain, Nangoi berharap ke depan efek kebijakan baru Pemimpin Negara Amerika Serikat Donald Trump terkait tarif Pembelian Barang dari Luar Negeri dan gejolak peperangan beberapa negara di dunia yang Pada saat ini masih berlangsung dapat teratasi. Dengan begitu, kondisi perekonomian dan pasar dirasa dapat semakin membaik.
(ryh/fea)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA