Jakarta, CNN Indonesia —
Perusahaan teknologi asal China, Songyan Power, mulai menjual robot humanoid berbentuk manusia dengan harga yang cenderung Ekonomis, hanya sekitar Rp23 juta.
Perusahaan tersebut baru saja menandatangani perjanjian untuk memasok 1.000 unit robot humanoid yang diberi nama ‘Bumi’ itu ke Huichen Technology. Robot itu dijual dengan harga 9.998 yuan atau sekitar Rp23,48 juta, yang menjadikannya sebagai robot termurah di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, harga satu unit robot tersebut masih jauh lebih Ekonomis dibanding iPhone 17 Pro Max varian 2TB yang dibanderol Rp43,9 juta.
Robot Bumi ini berukuran kecil dan ringan, serta mampu berjalan, berlari, menari, dan merespons perintah suara.
Melansir Gizmochina, Senin (15/112), robot ini Bahkan dapat diprogram menggunakan alat drag-and-drop yang sederhana. Robot ini dirancang untuk berinteraksi dengan anak-anak serta untuk tujuan pendidikan dan pemula dalam bidang robotika.
“Dengan harga 9.998 yuan (sekitar Rp23,48 juta), Bumi Pada Pada saat ini merupakan robot humanoid termurah di dunia. Hal ini membuatnya Ekonomis tidak hanya bagi perusahaan dan pabrik, tetapi Bahkan bagi sekolah dan keluarga,” tulis Gizmochina, Senin (15/12).
Penjualan robot ini Nanti akan dimulai pada Januari 2026, dengan China menjadi salah satu negara pertama yang mempromosikan penggunaan robot humanoid dalam produk konsumen sehari-hari.
Harga robot Bumi ini tergolong Ekonomis. Di Amerika Serikat saja, robot humanoid seperti Tesla Optimus Diprediksi Nanti akan dibanderol antara US$20.000 Sampai saat ini US$30.000, atau Bila dikonversi ke Uang Negara Indonesia harganya sekitar Rp334 juta Sampai saat ini Rp500 juta.
Sedangkan, Agility Robotics’ Digit, yang dirancang untuk gudang dan pabrik dibanderol seharga sekitar US$250.000 atau setara Rp4,18 miliar.
Perusahaan-perusahaan AS memprioritaskan produktivitas industri dan keamanan daripada adopsi konsumen, yang mengakibatkan pertumbuhan yang lebih lambat tetapi model pendapatan yang lebih jelas. Sedangkan, pendekatan China menekankan kecepatan, skala produksi, dan berbiaya rendah, bahkan dengan margin yang tipis.
Hal ini mencerminkan persaingan yang lebih luas dalam bidang AI dan teknologi di antara kedua negara. Pendekatan AS menekankan pada kecerdasan buatan (AI) canggih, otonomi, dan nilai perusahaan.
Sementara, China berinvestasi dalam produksi hardware dan dominasi ekosistem, sementara AS berinvestasi dalam kecerdasan perangkat lunak dan aplikasi bernilai tinggi.
(wpj/dmi)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA









