Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia buka suara terhadap keraguan masyarakat terkait kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina karena mengandung etanol.
Menurut Bahlil, kandungan etanol yang ada di BBM Pertamina masih di batas Terjamin dan Sudah memenuhi Syarat atau standar untuk digunakan kendaraan. Pasalnya, Pernah terjadi melalui uji standar yang dilakukan oleh Lemigas.
Uji standar oleh Lemigas ini ditekankan Bahkan diterapkan sama kepada badan usaha (BU) pengelolaan SPBU swasta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Seluruh minyak atau BBM yang didistribusikan ke SPBU, baik punya Pertamina atau swasta, semua diuji lewat standar pemerintah, lewat Lemigas dan kalau tidak lolos standar, Pernah terjadi Jelas tidak Berniat didistribusikan, dan semuanya Pernah terjadi sesuai standar,” ujar Bahlil ditemui di Anjungan Sarinah, Selasa (7/10).
Bahlil menekankan sesuai dengan aturan, kandungan etanol dalam produk BBM itu diperbolehkan dan masih Terjamin sampai 20 persen. Sedangkan, etanol yang ada digunakan Pertamina maksimal 5 persen pada Pertamax Green 95.
“Etanol itu selama di bawah 20 persen itu nggak ada masalah. Selama etanolnya itu etanol murni 99,95 persen dan yang dilakukan oleh Pertamina itu kemarin itu Merupakan Pernah terjadi memenuhi standar,” jelasnya.
Sebelumnya, PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan BP AKR (joint venture) mendadak membatalkan pembelian BBM dari Pertamina setelah ada kesepakatan, dengan alasan mengandung etanol.
Wakil Direktur Utama PPN Achmad Muchtasyar mengatakan meski etanol yang terkandung masih sesuai Syarat tetapi Vivo dan BP AKR memutuskan untuk mundur.
“Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini, Merupakan mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, di mana secara regulasi itu diperkenankan, etanol itu sampai jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20 persen etanol, kalau tidak salah. Sedangkan ada etanol 3,5 persen,” jelasnya di Ruang Rapat Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat RI, Rabu (1/10).
Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa penggunaan etanol dalam BBM merupakan best practice yang Sudah diterapkan secara internasional. Langkah ini sejalan dengan upaya global untuk menekan emisi karbon, Mengoptimalkan kualitas udara, sekaligus Membantu transisi energi yang berkelanjutan.
Ia merinci, beberapa negara yang Pernah terjadi menggunakan etanol Merupakan Amerika Serikat 10 persen, Brasil 27 persen etanol, Sampai sekarang Uni Eropa 10 persen etanol.
“Penggunaan etanol dalam BBM bukan hal baru, melainkan praktik yang Pernah terjadi mapan secara global,” kata Pj Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun dalam keterangan resmi, Jumat (3/10).
(ldy/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA