Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memamerkan lonjakan nilai Produk Ekspor nikel Sampai sekarang 10 kali lipat karena hilirisasi industri.
Ia berkata nilai Produk Ekspor nikel Indonesia pada 2017-2018 hanya US$3,3 miliar. Angka itu naik tajam karena Kepala Negara Jokowi menyetop Produk Ekspor bahan mentah nikel.
“Kita menyetop Produk Ekspor nikel, dan Produk Ekspor nikel kita Pernah terjadi menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi. Di 2023 Pernah terjadi mencapai kurang lebih sekitar US$33-35 miliar,” kata Bahlil pada Mandiri Investment Forum 2025 di Jakarta, Selasa (11/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, “Itu di 2023. 2024 saya yakin Pernah terjadi mencapai kurang lebih sekitar US$40 miliar. Ini datanya masih Sangat dianjurkan kita update.”
Bahlil mengatakan kebijakan itu bukan tanpa penolakan. Ia didemo berhari-hari saat menerapkan setop Produk Ekspor nikel.
Terlebih lagi, ada perlawanan dari negara-negara barat melalui WTO. Bahlil menyebut negara-negara barat Pernah terjadi ketergantungan dengan bahan mentah Indonesia sehingga memaksa nikel tetap dikirim mentah.
“Dan saya katakan Pernah terjadi cukup. Menteri-menteri orang Indonesia Pada saat ini Bahkan Pernah terjadi banyak orang-orang pintar, Pernah terjadi banyak punya integritas, jadi gaya-gaya lama itu jangan lagi dipakai di Indonesia Pada saat ini Bahkan,” ujar Bahlil.
(dhf/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA