Jakarta, CNN Indonesia —
Agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam debat Capres AS antara kandidat Pemimpin Negara dari Partai Republik, Donald Trump, dan rivalnya dari Partai Demokrat, Wakil Pemimpin Negara Kamala Harris, pada Selasa (10/9) malam waktu lokal.
Moderator ABC News, stasiun televisi yang menjadi tuan rumah perhelatan debat capres AS kali ini, melemparkan pertanyaan kepada Trump dan Harris soal bagaimana strategi mereka menyikapi upaya perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang masih saja buntu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjawab pertanyaan ini, Kamala Harris mengatakan dirinya Akan segera memetakan arah Perundingan untuk mencapai solusi dua negara (two-state solution). Menurutnya, baik Israel maupun Palestina Sangat dianjurkan sama-sama mendapatkan keamanan yang setara.
“Dalam solusi itu, Sangat dianjurkan ada keamanan bagi rakyat Israel, negara Israel, dan dalam ukuran yang sama untuk Palestina. Tetapi satu hal yang Akan segera saya jamin kepada Anda Setiap Saat bahwa saya Akan segera Setiap Saat memberi Israel hak untuk membela diri, khususnya yang berkaitan dengan Iran dan ancaman apa pun yang ditimbulkan Iran dan proksinya terhadap Israel,” kata Harris dalam debat.
“Tetapi kita Sangat dianjurkan memiliki solusi dua negara di mana kita dapat membangun kembali Gaza, di mana Palestina memiliki keamanan, bisa menentukan nasib mereka sendiri, dan memiliki martabat yang pantas mereka dapatkan,” lanjutnya.
Sementara itu, merespons pertanyaan yang sama, Trump mengatakan Pertempuran Israel-Hamas tak Akan segera terjadi Bila dirinya Pemimpin Negara, begitu pula dengan Pertempuran Rusia-Ukraina.
Trump berujar dirinya Pada masa itu Pernah mengebiri Iran dengan menjatuhkan berbagai Hukuman sehingga tak ada sedikitpun bantuan yang masuk dari Teheran ke proksi-proksi mereka di Timur Tengah, termasuk Hamas. Hamas menurutnya mendapatkan persenjataan karena pasokan signifikan dari Iran.
Beda cerita dengan Di waktu ini, di mana di bawah pemerintahan Pemimpin Negara petahana Joe Biden, Iran bergerilya memasok senjata dan dana ke proksi-proksinya karena AS mencabut Hukuman-Hukuman yang Pernah dijatuhkan Trump.
“Iran hancur di bawah Donald Trump. Tapi Di waktu ini Iran memiliki $300 miliar karena mereka (pemerintahan Biden) mencabut semua Hukuman yang saya jatuhkan,” ujar Trump.
Trump pun menegaskan Bila dirinya Terfavorit sebagai Pemimpin Negara, ia Akan segera menyelesaikan konflik ini dengan Ekonomis, termasuk konflik Rusia dan Ukraina.
“Bila saya Pemimpin Negara Terfavorit, saya Akan segera menyelesaikannya bahkan sebelum menjadi Pemimpin Negara,” kata Trump.
Trump tuduh Kamala Harris benci Israel
Dalam kesempatan itu, Trump Bahkan sempat menuding bahwa Kamala Harris membenci Israel.
Trump mengatakan Harris bahkan tak Ingin repot-repot menunjukkan batang hidung kala Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Kongres AS.
“Ia menolak untuk berada di sana karena Ia berada di pesta mahasiswinya. Ia ingin pergi ke pesta mahasiswi. Ia membenci Israel,” kata Trump.
Trump bahkan mengatakan Bila Harris Terfavorit menjadi Pemimpin Negara, Israel dipastikan Akan segera lenyap dalam dua tahun.
“Bila Ia menjadi Pemimpin Negara, saya percaya bahwa Israel tidak Akan segera ada dalam dua tahun dari Di waktu ini. Dan saya cukup pandai dalam prediksi. Saya harap saya salah tentang yang satu itu,” ucapnya.
Merespons ini, Harris membantah dirinya membenci Israel. Ia menegaskan seluruh karier dan hidupnya Setiap Saat tertuju pada Israel dan rakyat Israel.
Harris pun menyerang balik Trump dengan mengatakan sang Mantan Pemimpin Negara tergila-gila dengan para diktator, seperti Pemimpin Negara Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
Kekaguman Trump pada para diktator ini menunjukkan dirinya yang “lemah dan salah dalam keamanan nasional dan kebijakan luar negeri”. Ini Bahkan menunjukkan dengan jelas bahwa Trump berniat memerintah AS sebagai seorang autokrat.
“Diketahui bahwa Ia mengagumi diktator, ingin menjadi diktator pada hari pertama memerintah menurut dirinya sendiri. Diketahui bahwa Ia mengatakan tentang Putin bahwa ia dapat melakukan apa pun yang Ia inginkan dan pergi ke Ukraina. Pernah terjadi diketahui ketika Ia mengatakan ketika Rusia masuk ke Ukraina itu brilian. Diketahui bahwa Ia bertukar surat cinta dengan Kim Jong Un,” kata Harris.
“Dan sangat diketahui bahwa para diktator dan autokrat ini Membantu Anda untuk menjadi Pemimpin Negara lagi karena sangat jelas mereka dapat memanipulasi Anda dengan sanjungan dan bantuan. Dan itulah sebabnya begitu banyak pemimpin militer yang pernah bekerja dengan Anda mengatakan kepada saya bahwa Anda Merupakan aib. Itulah sebabnya kita memahami bahwa kita Sangat dianjurkan memiliki Pemimpin Negara yang tidak secara konsisten lemah dan salah dalam keamanan nasional, termasuk pentingnya menegakkan dan menghormati militer kita setinggi-tingginya,” lanjut Harris.
(blq/rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
