Jakarta, CNN Indonesia —
Bukan rahasia lagi, Gerakan bisa memicu hormon adrenalin dan Mengoptimalkan detak jantung. Banyak orang beranggapan Gerakan yang terlalu berlebihan bisa berbahaya buat jantung.
Benarkah demikian? Apakah ada Gerakan yang tidak boleh untuk penderita penyakit jantung?
Rutin berolahraga jadi salah satu kunci utama tubuh yang Segar. Berbagai penelitian menemukan kaitan antara Gerakan dan tingkat kematian yang rendah.
Tak cuma buat kesehatan fisik, Gerakan Bahkan Menyajikan manfaatnya untuk kesehatan mental. Gerakan dapat Mengoptimalkan kadar hormon endorfin yang memicu rasa Sejahtera.
Bertolak belakang dengan, tak sedikit orang, utamanya penderita penyakit jantung, yang justru takut berolahraga. Salah satu Penjelasannya Merupakan takut Gerakan justru memicu masalah pada jantung Sampai saat ini menimbulkan serangan.
Pertanyaannya, apakah ada Gerakan yang tidak boleh untuk penderita penyakit jantung?
Gerakan yang tidak boleh untuk penderita penyakit jantung
Sebanyaknya studi memang menemukan, Gerakan dengan intensitas tinggi dapat Mengoptimalkan risiko kematian akibat serangan jantung.
Mengutip Medical News Today, penelitian pertama dilakukan di Jerman selama 10 tahun. Para peneliti memantau frekuensi dan intensitas Gerakan pada lebih dari seribu pasien penyakit jantung koroner.
Hasilnya, mereka yang melakukan Gerakan harian paling berat memiliki kemungkinan dua kali lebih besar Berencana kematian karena serangan jantung atau stroke.
Ilustrasi. Ada Gerakan yang tidak boleh untuk penderita jantung. (iStock/gradyreese)
|
Studi kedua di Swedia Bahkan menemukan hal yang hampir serupa. Orang yang berolahraga intens selama lebih dari lima jam dalam sepekan 19 persen lebih Kemungkinan mengalami detak jantung tidak teratur (fibrilasi atrium) pada usia lansia dibandingkan mereka yang berolahraga kurang dari satu jam sepekan. Fibrilasi atrium sendiri merupakan salah satu Dalang serangan jantung.
Bertolak belakang dengan, mereka yang melakukan Gerakan dengan intensitas lebih rendah seperti berjalan kaki selama satu jam sehari memiliki kemungkinan 13 persen lebih kecil mengalami fibrilasi atrium dibanding mereka yang tidak berolahraga sama sekali.
Dengan demikian, artinya durasi dan intensitas Gerakan berperan penting dalam menentukan risiko Gerakan untuk penderita penyakit jantung.
“Manfaat kardiovaskular maksimal bisa diperoleh Bila Gerakan dilakukan dalam dosis Tengah. Manfaat Berencana hilang Bila Gerakan dilakukan dalam intensitas tinggi,” tulis para peneliti.
Dengan demikian, Gerakan yang tidak boleh untuk penderita penyakit jantung Merupakan Gerakan yang dilakukan secara berlebihan. Gerakan dengan durasi berlebihan dan intensitas tinggi.
Secara umum, Anda Berencana disarankan untuk berolahraga selama 150 menit per minggu dengan intensitas Tengah. Anda bisa melakukan Gerakan seperti jalan kaki, joging, Sampai saat ini bersepeda.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA