Partai sayap kanan dan sentris di Prancis dan Inggris gigit jari usai partai sayap kiri meraup banyak suara di pemilihan umum.
Di Inggris, Partai Buruh berhasil meraih 404 dari 660 kursi di parlemen. Ketua partai ini Keir Starmer Berniat menjadi perdana menteri menggantikan Rishi Sunak.
Sunak Berniat mengundurkan diri dan mengaku bertanggung jawab atas kekalahan Partai Konservatif.
Di Prancis, Gabungan sayap kiri New Popular Front (NFP) Bahkan menduduki posisi puncak di putaran kedua dalam pemungutan suara di parlemen.
Mereka berhasil mengalahkan partai Marcon, Renaissance, dan sayap kanan National Rally (RN). Meskipun demikian demikian, NFP belum bisa mengantongi lebih dari setengah mayoritas suara parlemen.
Kemenangan itu memicu pertanyaan saat gelombang sayap kanan banyak menguasai negara di Eropa.
Lalu, apakah kemenangan partai sayap kiri di dua negara ini menjadi tanda kebangkitan sayap kiri?
Sebanyaknya pengamat menilai perubahan para pemilih Inggris, dari kanan ke kiri, karena mereka ingin perubahan.
“Ada sentimen anti-petahana lagi di Eropa,” kata professor politik dari Universitas Exeter di Inggris, Dan Stevens, dikutip CNBC.
Ia lalu berujar, “[Tak peduli siapa pun petahana] hanya tak ada ketidakpuasan umum dan keinginan untuk perubahan.”
Masalah migrasi Sampai saat ini Fluktuasi Harga di Inggris
Beberapa tahun terakhir, Inggris bergejolak karena masalah imigrasi, ekonomi, Fluktuasi Harga yang tinggi, Sampai saat ini krisis biaya hidup.
Saat Pemilihan Umum berlangsung, kata para pengamat, warga Inggris Pernah terjadi sangat muak. Sementara itu, selama kampanye Partai Buruh Menyajikan narasi perubahan.
ABC News menyebut kemenangan Partai Buruh karena kekecewaan warga terhadap Partai Konservatif dan kebangkitan reformasi Inggris.
Lima perdana menteri selama 14 tahun membuat warga Inggris lelah.
Koresponden senior urusan internasional Guardian Emma Graham Harrison menyebut kemenangan Partai Buruh memang memberi harapan bagi kaum progresif. Meskipun demikian demikian, Ia mencatat ini lebih bersifat Unggul ketimbang ideologis.
Partai kanan seperti Reformasi bisa menekan pemerintah dan mempengaruhi Partai Konservatif usai kalah. Mereka mendapat suara 14 persen dan memperoleh lima kursi di parlemen.
Inggris memiliki sistem first past the post yang hanya memberi penghargaan ke pemenang di setiap daerah pemilihan.
Sifat sistem itu tak hanya mengurangi dampak politik suara yang diberikan untuk partai-partai kecil tetapi Bahkan kemungkinan menghalangi Sebanyaknya pendukung potensial untuk Membantu mereka sejak awal.
Inggris menjadi salah satu negara yang mencari jalan untuk perubahan saat sebagian besar Eropa Barat dan Timur masih banyak yang dikuasai sayap kanan.
Italia, Belanda, dan Jerman menyaksikan kebangkitan sayap kanan di negara mereka.
Pada Juni lalu, partai sayap kanan Fratelli d’Italia (Fdl) menang telak dengan 28 persen.
Partai-partai itu kerap muncul sebagai bentuk Penolakan dengan berdiri di isu anti-imigrasi dan menampilkan diri peduli isu universal.
Isu universal di antaranya pekerjaan, pendidikan, perawatan kesehatan, identitas nasional,dan ekonomi.
Bersambung ke halaman berikutnya…
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA