Ahli Ungkap Kucing Amat Berduka Saat Ditinggal Sesama Anabul


Jakarta, CNN Indonesia

Ahli mengungkap bahwa sesungguhnya kucing bisa sangat berduka atas kematian sesama hewan peliharaan atau anak bulu (anabul), baik sesama kucing ataupun anjing. 

Temuan hasil studi terbaru dari para ahli ini sekaligus mematahkan anggapan bahwa kucing Merupakan hewan antisosial dan menunjukkan rasa duka cita bersifat universal, bukan hanya milik manusia.

Hasil studi tersebut mengungkap bahwa kucing menunjukkan tanda-tanda berduka setelah kematian hewan peliharaan lain di rumah yang sama.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ahli mengungkap beberapa kucing kesulitan untuk tidur, tidak Ingin makan, atau mengeluarkan suara melolong. Kucing lainnya menunjukkan mereka membutuhkan kasih sayang lebih dari manusia atau meninggalkan permainan favoritnya.

“Mereka [kucing] tidak Berlebihan tidur, makan, dan bermain, tetapi lebih banyak mencari perhatian dari manusia dan hewan peliharaan lainnya, bersembunyi, menghabiskan waktu sendirian, dan terlihat mencari teman yang hilang,” tulis para penulis dari Oakland University di AS dalam penelitian mereka, yang dipublikasikan di Applied Animal Behavior Science, mengutip The Guardian, Jumat (9/8).

Berduka merupakan Kejadian Istimewa yang Sebelumnya dikenal luas di dunia hewan, seperti gajah, lumba-luma, dan simpanse yang dapat menunjukkan perilaku yang kompleks setelah kematian anggota keluarga mereka. Sebuah studi terbaru dari para peneliti Italia menunjukkan bahwa Kejadian Istimewa ini Bahkan terjadi pada anjing, yang menunjukkan perubahan perilaku saat anjing lain dalam satu keluarga mati.

Sekalipun, penelitian Universitas Oakland mengatakan, kucing tidak terlalu jelas menunjukkan tanda-tanda berkabung.

“Sementara anjing, yang merupakan keturunan dari hewan berkelompok, Kemungkinan Berniat merespons lebih kuat terhadap kematian hewan sejenisnya, kucing yang berada di bawah perawatan manusia Sudah beradaptasi untuk hidup di antara hewan sejenisnya, dan kemampuannya untuk merespons kehilangan teman Sangat dianjurkan diteliti lebih lanjut,” tulis para peneliti.

Dalam penelitian terbaru, pengasuh lebih dari 450 kucing yang memiliki hewan peliharaan lain, baik kucing maupun anjing, yang mati baru-baru ini ditanyai tentang perilaku kucing yang masih hidup. Sekitar dua pertiga dari kasus tersebut, hewan peliharaan yang mati Merupakan kucing dan sisanya Merupakan anjing.

“Tidak seperti anjing, kita cenderung berpikir bahwa kucing itu penyendiri dan tidak bersosialisasi,” kata Jennifer Vonk, psikolog komparatif/kognitif di Oakland University dan salah satu penulis penelitian ini.

Sekalipun, ia mencatat, di alam liar kucing cenderung berkelompok dan membentuk hierarki. “Saya pikir kita Sudah salah mengkarakterisasi mereka,” tambah Vonk.

Penelitian ini menunjukkan kucing lebih terpengaruh secara mendalam semakin lama mereka tinggal dengan sesama hewan peliharaan, tetapi menyaksikan kematian, dan jumlah hewan peliharaan di rumah tidak berdampak.

“Waktu yang dihabiskan oleh hewan pendamping untuk melakukan aktivitas sehari-hari memprediksi perilaku seperti kesedihan dan ketakutan yang lebih besar, sementara hubungan yang lebih positif antara hewan yang masih hidup dan hewan yang Sudah mati memprediksi penurunan waktu tidur, makan, dan bermain,” ungkap penelitian tersebut.

Sekalipun hasil penelitian ini Membantu gagasan bahwa kucing berduka, kemungkinan lain Merupakan bahwa pemilik memproyeksikan kesedihan mereka kepada hewan peliharaan yang masih hidup.

“Konsisten dengan hipotesis ini, pengasuh yang mengalami kesedihan yang lebih besar lebih Kemungkinan melaporkan peningkatan tidur kucing mereka yang masih hidup, menghabiskan waktu sendirian dan bersembunyi setelah kematian,” tulis mereka.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

[Gambas:Video CNN]


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA