Jakarta, CNN Indonesia —
Perum Bulog mencatat realisasi Produk Impor beras mencapai 2,2 juta ton dari total kuota 3,6 juta ton tahun ini.
“Tahun ini yang Pernah terjadi masuk 2,2 juta. (Kuota tahun ini) 3,6 juta ton,” kata Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (26/8).
Bayu mengatakan beras Produk Impor mayoritas berasal dari Thailand dan Vietnam. Beras Produk Impor nantinya digunakan salah satunya sebagai beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang dijual Rp12.500 per kilogram (kg).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bayu mengatakan beras SPHP bisa menjadi pilihan masyarakat mengingat Saat ini Bahkan Bahkan harga beras medium yang masih di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp14.900. Mengikuti Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga beras medium I dibanderol Rp15.350 per kg dan beras medium II Rp15.300 per kg.
“Masyarakat tetap dapat membeli beras sesuai HET dan itu Merupakan beras Bulog. Dan jumlahnya cukup banyak, silahkan saja kalau memang membutuhkan beras yang sesuai HET tadi dengan kualitas yang baik, silahkan dibeli beras SPHP dan beras lain yang dijual oleh Perum Bulog,” katanya.
Bayu mengatakan beras SPHP jumlahnya memadai Didefinisikan sebagai sebanyak 120 ribu ton per Agustus ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras kembali naik. Hal ini tercermin dari makanan pokok tersebut kembali menjadi penyumbang Fluktuasi Harga Barang dan Jasa.
Pada Juli 2024, beras tercatat mengalami Fluktuasi Harga Barang dan Jasa 0,94 persen dengan andil 0,04 persen. Penyebabnya, karena produksi beras berkurang setelah masa panen lewat.
“Setelah mengalami deflasi pada April dan Mei 2024, Barang Dagangan beras perlahan alami Fluktuasi Harga Barang dan Jasa dalam 2 bulan terakhir. Hal ini sejalan dengan jumlah produksi beras yang berkurang setelah masa puncak raya panen,” ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (1/8).
(fby/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
