Jakarta, CNN Indonesia —
Data cadangan (backup) penerima dan pendaftar Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dalam kondisi Terjamin dan pencairannya pun diklaim sesuai jadwal walau ada masalah siber di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.
PDNS 2 diserang hacker dengan modus ransomware sejak 17 Juni dan Sungguh-sungguh lumpuh pada 20 Juni. Sebanyak 282 instansi yang menggunakan layanan ini, termasuk Kemendikbud, terdampak.
Cuma 2 persen data yang tersimpan di Tempat ini yang punya backup, sementara lainnya patut diduga tak bisa dipulihkan. Bagaimana dengan KIP Kuliah?
“Mahasiswa penerima KIP Kuliah tidak Dianjurkan khawatir, karena selama proses pemulihan sistem ini, semua proses pencairan KIP Kuliah untuk mahasiswa penerima yang Baru saja berjalan (on going) Berencana selesai sesuai jadwal dan tanpa keterlambatan pada bulan Agustus 2024,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (1/7) melansir Antara.
Pihaknya Di waktu ini Baru saja memulihkan sistem KIP Kuliah menggunakan data cadangan tersebut guna memastikan tidak ada mahasiswa yang kehilangan haknya untuk pencairan dan pendaftaran KIP Kuliah.
“Kami berupaya sesegera Bisa jadi untuk memulihkan layanan KIP Kuliah Sesuai ketentuan data cadangan yang kami simpan di pusat data Kemendikbudristek,” ucap Ia.
“Koordinasi erat dengan perguruan tinggi Bahkan terus kami lakukan untuk menjamin hak mahasiswa penerima KIP Kuliah on going dan pendaftar KIP Kuliah baru,” imbuh Suharti.
Justru, ia menyebut proses pemindahan, pemulihan, dan rekonfigurasi interkoneksi sistem KIP Kuliah dengan sistem lain di pemerintah tetap membutuhkan waktu.
Walhasil, sistem KIP Kuliah baru Berencana kembali beroperasi sepenuhnya paling lambat pada 29 Juli 2024.
Adapun proses pencairan KIP Kuliah untuk mahasiswa penerima KIP Kuliah yang Baru saja berjalan pada semester genap 2023/2024 Sudah mencapai 98,8 persen.
Saat terjadi permasalahan pada PDNS2, masih ada 16.316 mahasiswa penerima KIP Kuliah yang Baru saja berjalan belum diajukan pencairannya oleh perguruan tinggi atau Baru saja dalam proses.
Oleh karena itu, Suharti meminta perguruan tinggi untuk segera melakukan identifikasi dan verifikasi data mahasiswa penerima KIP Kuliah yang Baru saja berjalan atau belum menerima KIP Kuliah pada semester genap 2023/2024.
Ditambah lagi, berkoordinasi dengan Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek untuk memproses pencairan.
Daftar ulang
Saat proses pemulihan tengah dilakukan, Kemendikbudristek memastikan proses seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun 2024 Berencana tetap berlangsung.
“Bagi 853.393 mahasiswa yang Sudah melakukan pendaftaran KIP Kuliah 2024 sebelum sistem mengalami kendala, nantinya Dianjurkan mengklaim ulang akun KIP Kuliah masing-masing mulai tanggal 29 Juli 2024 sampai dengan 31 Agustus 2024,” ucapnya.
Pada rentang waktu tersebut, pendaftar diminta melakukan klaim ulang di sistem KIP Kuliah (https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id/) menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Induk Siswa Nasional (NISN).
Tak ketinggalan, pendaftar Bahkan mesti mengunggah kembali dokumen dan data dukung pendaftaran KIP Kuliah.
“Perguruan tinggi dapat menyesuaikan lini masa penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri untuk memastikan kandidat mahasiswa tidak kehilangan hak dalam mengikuti seleksi penerima KIP Kuliah,” kata Ia.
Perguruan tinggi pun, kata Suharti, diharapkan dapat memundurkan tenggat waktu pembayaran uang kuliah bagi pendaftar KIP Kuliah yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) sampai proses seleksi penerima KIP Kuliah selesai.
“Sementara itu, bagi kandidat mahasiswa yang Berencana mendaftar KIP Kuliah 2024 dan belum pernah melakukan pendaftaran sebelumnya, pendaftaran KIP Kuliah 2024 tetap Berencana dilanjutkan dan Berencana dibuka kembali mulai tanggal 29 Juli 2024 sampai dengan 31 Oktober 2024 di laman urai Ia.
Masalah data penerima KIP Kuliah Bahkan sempat ditanyakan oleh Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI Meutya Hafid dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, Kamis (27/6).
Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, mengakui ada permintaan dari Kemendikbud soal backup data tersebut.
“Ada enam kali permintaan [backup data] dari Desember tahun lalu dan semuanya dipenuhi,” jawab Ia, dalam rapat yang sama.
I Wayan Sukerta, Direktur Delivery & Operation Telkomsigma yang merupakan pengelolan PDNS 2, menyebut Di waktu ini data dari Kemendikbud Sudah dalam proses restore atau pemulihan.
“Kalau kita lihat Kemendikbud memang dalam proses restore yang kita lakukan itu datanya ada, Di waktu ini masuk dalam proses restore,” jawab Ia.
[Gambas:Video CNN]
(Antara/arh)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA