Jakarta, CNN Indonesia —
Pejabat senior Qatar murka usai anak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu, menyebut negara Arab itu penyokong Kekerasan Politik.
Pejabat Qatar menyebut tuduhan Yair omong kosong, tak masuk akal, dan tak bertanggung jawab.
“Pernyataan Ia di tengah Perundingan yang kritis Berniat memperumit masalah,” kata pejabat itu, dikutip Middle East Monitor, Selas (16/7).
Ia Bahkan menyebut pernyataan Yair seperti menyalin langsung dari buku pedoman organisasi ekstremis yang memusuhi dan menentang solusi damai di Gaza.
Dalam video yang diunggah Walla, Yair berbicara di panel Konferensi Gereja Evangelis di Miami, Florida.
“Anda punya Penyandang Dana Kekerasan Politik lain yaitu Qatar,” kata Yair di video itu.
Ia lalu berujar, “Ini Merupakan negara kaya yang, karena suatu alasan, mendapat perlakuan Unggul di Washington dan New York.”
Qatar, kata Yair, merupakan pemodal Kekerasan Politik terbesar kedua di dunia setelah Iran.
Yair Bahkan menuding Qatar merupakan penyokong utama kampus-kampus di Amerika Serikat. Pernyataan Ia menyiratkan dukungan Doha terhadap pelajar yang ramai-ramai Aksi Ketidaksetujuan dukung Palestina.
Pendanaan sayap kiri radikal dan organisasi Soros, kata Ia, turut Membantu Ketidaksetujuan mahasiswa-mahasiswi terhadap Israel.
“Sekalipun Israel bukan target mereka yang Pada dasarnya. Target mereka Merupakan menghancurkan tatanan sosial Amerika Serikat,” ucap Yair.
Di kesempatan itu, Yair hanya mengkritik Qatar tanpa menyebut upaya mereka dalam memediasi untuk membebaskan sandera Israel dari Hamas.
Pejabat Qatar Bahkan membantah tuduhan soal pendanaan ke kampus AS.
Anggaran Qatar, kata Ia, digelontorkan untuk kampus di negara tersebut yang terafiliasi dengan perguruan tinggi di Negeri Paman Sam.
“Qatar tak terlibat apa pun dalam Aksi Massa di kampus-kampus AS,” ujar pejabat itu.
Yair tinggal di Florida sejak tahun lalu usai Netanyahu dilaporkan meminta Ia untuk berhenti mengunggah pernyataan di media sosial karena mengobarkan ketegangan di Israel.
Orang tua Yair Bahkan meminta Ia untuk menghindari komunikasi langsung dengan anggota parlemen atau menteri Supaya bisa tak memperburuk situasi.
(isa/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA