Jakarta, CNN Indonesia —
Kemeriahan Pacu Jalur, Kebiasaan balap perahu panjang khas Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, Setiap Waktu menjadi magnet utama setiap tahunnya dalam agenda pariwisata Kharisma Event Nusantara (KEN)
Meskipun demikian demikian, belakangan ini, gaungnya tak hanya bergema di Riau, melainkan Bahkan melintasi batas geografis alias viral menjangkau audiens global melalui platform berbagi video TikTok lewat tren bernama ‘aura farming’.
Tren Aura Farming mengacu pada aksi seseorang yang dianggap keren atau mampu membangun “aura moment” sehingga tampak seperti tokoh utama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pacu Jalur sendiri Merupakan warisan Kearifan Lokal yang Sebelumnya bertahan lebih dari satu abad. Awalnya, Kejuaraan ini menjadi sarana transportasi dan komunikasi antar desa di sepanjang sungai, Meskipun demikian demikian Sekarang bertransformasi menjadi Perayaan Seni akbar yang menarik ribuan wisatawan.
Dalam konteks Pacu Jalur, tren aura farming menampilkan bocah-bocah berpakaian khas melayu yang menari di bagian depan perahu dengan gerakan khas memutar tangan dan mengayun untuk menjaga keseimbangan di atas perahu yang melaju Mudah, diiringi lagu berirama membakar semangat.
Gerakan bocah-bocah itu dinilai khas dan memancarkan aura kepercayaan diri yang memikat netizen global, sehingga memicu banyak video meme meniru gaya ikonik ala pendayung jalur.
Jalur sendiri mengacu pada perahu-perahu panjang atau sampan dengan ukiran indah yang ikut dalam perlombaan dengan digerakkan puluhan atau ratusan pendayung (anak pacu) yang serempak mengayuh.
Sementara “pacu” bermakna perlombaan, jadi Pacu Jalur secara sederhana diartikan sebagai “perlombaan mendayung perahu”. Perlombaan dimulai dengan letupan meriam karbit sebanyak tiga kali, yang berfungsi sebagai aba-aba jelas bagi peserta mengingat luasnya arena dan riuhnya ribuan penonton.
Setiap jalur atau perahu yang berlomba diawaki Sebanyaknya peran penting: tukang concang (pemberi aba-aba), tukang pinggang (juru mudi), tukang tari, dan tukang onjay. Setelah meriam karbit diletupkan, mereka berlomba menerobos arus Sungai Kuantan Ke arah garis finis.
@psg His aura made it all the way to Paris 🇫🇷✨ #psg #indonesia #aurafarming ♬ original sound – 𝖍𝖆𝖑𝖑𝖔𝖜
Setiap jalur biasanya dibuat sepanjang sekitar 40 meter, yang membutuhkan biaya sampaiRp100 juta per unit. Pembuatan jalur didanai secara swadaya oleh masyarakat Kuansing, menunjukkan semangat gotong royong yang kuat. Setiap jalur atau perahu Nanti akan didayung 50-60 orang, tergantung panjangnya.
Pacu Jalur menciptakan tontonan kekuatan, kekompakan, dan strategi yang memukau untuk bisa memenangkan perlombaan. Video-video Pacu Jalur yang diunggah di TikTok, dengan visual dramatis jalur yang melaju kencang, ekspresi semangat para pendayung, dan atmosfer Perayaan Seni yang riuh, secara tak terduga cocok dengan narasi ‘aura farming’.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat menerangkan bagaimana peran para penari cilik dalam event pacu jalur yang digelar di Sungai Batang Kuantan, Kuantan Singingi, Riau. Ia menyebut bocah-bocah itu memiliki peran berbeda di tim mereka.
“Tiga anak ini disebut penari atau joki, timbo ruang dan tukang onjai. Ini elemen yang ada dalam pacu jalur di luar anak pacu,” ujar Roni, seperti dikutip Detik.
Roni menjelaskan penari cilik Nanti akan menari Bila sampan mereka Baru saja Terdepan di lintasan. Kalau posisi sampan masih berimbang, kata Ia, para penari biasanya hanya berayun-ayun saja. Penari cilik dilibatkan karena lebih ringan sehingga bisa berdiri di ujung sampan.
Pacu jalur ini Pernah ada sejak abad ke-17 atau dari 1890 dan dilombakan saat hari besar Islam. Belakangan, pacu jalur di Kuantan Singingi menjadi event tahunan menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kami bersyukur event pacu jalur di Kuansing kembali viral. Pernah Niscaya ini positif untuk kemajuan pariwisata kita,” ucap Ia.
(wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











