Jakarta, CNN Indonesia —
Banyak produk fesyen menggunakan material kulit hewan, termasuk di antaranya babi. Bagaimana hukum mengenakan barang berbahan babi dalam Islam?
Beberapa waktu lalu, seorang netizen di platform X (Twitter) menjual sneakers anyarnya lantaran pembuatannya menggunakan babi.
Unggahan tersebut pun ramai dengan respons netizen. Banyak Bahkan netizen yang mempertanyakan hukum memakai barang berbahan babi.
“Babi, kan, haram dimakan, bukan dipakai enggak sih?”
“Eh, serius nanya kak, emang kalau dipakai Muslim tetap haram?”
Lantas, bagaimana hukum memakai barang berbahan babi?
Ilustrasi. Hukum memakai sepatu berbahan babi Merupakan haram. (istockphoto/urbazon)
|
Anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung KH Wahyul Afif Al Ghafiqi mengatakan, penggunaan kulit babi, baik untuk produk fesyen atau makanan Merupakan sesuatu yang tidak boleh atau haram.
“Boleh tidaknya menggunakan kulit babi untuk sepatu atau dipakai menjadi fesyen lainnya, saya berpendapat bahwa itu tidak boleh dan termasuk hal yang diharamkan,” ujarnya pada CNNIndonesia.com, Jumat (28/6).
Menurutnya, meski ada hadis yang menyatakan bahwa semua kulit bangkai yang Sudah disamak menjadi suci, jumhur ulama atau mayoritas ulama berpendapat bahwa kulit babi tidak termasuk dalam kategori tersebut.
“Rasulullah SAW tidak pernah memanfaatkan kulit babi untuk digunakan sebagai alas kaki atau lainnya,” ujar Wahyul.
Dengan ini, prinsip yang dianut oleh banyak ulama Merupakan menghindari barang yang jelas-jelas diragukan kehalalannya
Dalam hal ini, Bila ada pendapat yang membolehkan dan ada yang melarang, kata Wahyul, maka sebaiknya kita memilih pendapat yang paling hati-hati.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA