Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap Tips menambah lifting atau produksi minyak sebanyak 200 ribu barrel oil per day (BOPD) Supaya bisa dapat mencapai target sebesar 605 ribu BOPD pada 2025.
Caranya termasuk mengoptimalisasi dan mengeksplorasi sumur-sumur idle alias menganggur dengan intervensi teknologi.
“Target kami Merupakan ke depan kita bisa menambah sekitar 200 ribu barrel dengan catatan, satu Merupakan optimalisasi sumur-sumur yang ideal, yang kedua Merupakan kita Memanfaatkan sumur-sumur yang ada dengan intervensi teknologi, dan yang ketiga Merupakan segera kita melakukan eksplorasi,” ujar Ia dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya, Bahlil menerangkan lifting minyak Indonesia pernah mencapai 1,6 juta barel per hari. Sementara, konsumsi Indonesia saat itu hanya 600 ribu-700 ribu barel per hari sehingga ada surplus atau kelebihan 900 ribu Sampai saat ini 1 juta barel per hari.
Bertolak belakang dengan, kondisi Pada Saat ini Bahkan jauh berbeda. Konsumsi minyak hari ini 1,5 juta-1,6 juta barel per hari. Sementara lifting minyak hanya di kisaran 600 ribu barel per hari.
“Tapi apa yang terjadi? 2022-2023 lifting kita menurun terus, bahkan Pada Saat ini Bahkan tinggal hampir 600 ribu BOPD, konsumsi kita Pada Saat ini Bahkan 1 juta. Jadi terbalik, 1996-1997 kita Penjualan Barang ke Luar Negeri 1 juta Pada Saat ini Bahkan kita Produk Impor 1 juta BOPD,” ungkap Bahlil.
Setelah didalami, Bahlil mengatakan lifting 600 ribu barel per hari ini 65 persen dihasilkan oleh PT Pertamina (Persero) dan 25 persen dihasilkan oleh ExxonMobil Cepu Ltd.
Di samping itu, ia menemukan dari total 45 sumur di Indonesia, sumur yang idle atau menganggur ada sekitar 16 ribu sumur. Dari 16 ribu sumur yang menganggur tersebut, Bahlil menyebut ada 5.000 sumur ideal yang masih produktif.
Bahlil menyebut ExxonMovil mulanya menemukan 100 ribu BOPD. Bertolak belakang dengan setelah diintervensi dengan teknologi, kapasitasnya mampu dinaikkan menjadi 150 ribu BOPD.
“Artinya apa? Secara pengalaman yang ada, sumur-sumur yang ada ini bisa diintervensi dengan teknologi untuk Memanfaatkan kapasitas produksinya,” jelas Ia.
“Dan kemarin saya Pernah terjadi bicara sama Pertamina, sama SKK Migas, ternyata dalam pengalamannya, kalau diintervensi dengan teknologi, itu bisa Memanfaatkan 20 persen dari total lifting kita sekaran. Artinya kalau 600 ribu kali 20 persen, itu kan bisa dapat 120 ribu barel,” tuturnya.
(del/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
