Sejarah Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Gereja Katedral


Jakarta, CNN Indonesia

Paus Fransiskus mengungkapkan kekagumannya terhadap Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat hari ini (5/9).

Dalam pidatonya, Paus berharap terowongan itu bisa menjadi tempat berdialog dan berjumpa dengan semangat kerukunan dan persahabatan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ketika kita berpikir tentang sebuah terowongan, dengan mudah kita membayangkan lorong gelap dan terutama ketika kita sendirian, membuat kita takut. Justru di sini berbeda, sebab semuanya terang,” kata Paus Fransiskus dalam pidatonya di Masjid Istiqlal.

“Semua Merupakan terang yang menyinari terowongan ini dengan persahabatan Anda, dengan kerukunan yang Anda pelihara, dengan dukungan yang diberikan satu sama lain, dan dengan melakukan perjalanan bersama yang menuntun Anda Pada akhirnya Ke arah terang yang sempurna,” imbuh Paus Fransiskus.

Sejarah Terowongan Silaturahmi

Pembangunan Terowongan Silaturahni diusulkan oleh Kepala Negara Joko Widodo pada 2020 lalu. Usulan pembangunan terowongan itu muncul di tengah proyek renovasi Masjid Istiqlal.

Pembangunan terowongan itu sendiri sebelumnya tak ada dalam rancangan awal renovasi masjid. Awalnya renovasi hanya meliputi bagian interior dan Sebanyaknya bagian di eksterior masjid, seperti sungai, taman, dan lahan parkir.

Justru usulan pembangunan terowongan kemudian muncul di tengah proyek itu.

Kepala Negara Jokowi menyebut pembangunan terowongan itu sebagai simbol silaturahmi bagi masing-masing rumah ibadah. Pembangunan terowongan itu Bahkan tak lepas dari kritikan berbagai pihak.

Adapun terowongan silaturahmi dibangun dengan panjang 32 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 8 meter, dengan anggaran awal sebesar Rp40 miliar sebagai bagian dari dana renovasi Istiqlal.

(dna/dna)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA